Aladin yang satu ini adalah nama sebuah band yang mengusung genre musik pop rock. Ya, band yang terdiri dari Enwil (vocal), Rudy (gitar), Wisnu (bass), dan Feri (drum)
ini memang terinspirasi dari cerita dongeng Aladin yang dalam bahasa
arabnya berarti ‘keyakinanan tinggi’. Tak hanya itu, jika Aladin dalam
dongeng mempunyai keberuntungan di lampu ajaibnya, Aladin yang satu ini justru merasa bahwa keberuntungan mereka berasal dari para pengemar mereka. Karena itu, para personil Aladin sepakat untuk menyebut para fans dengan panggilan ‘teman ajaib’.
Adalah kakak beradik, Rudy dan Ferilah yang memprakarsai terbentuknya Aladin.
Berawal dari keinginan mereka untuk dapat hidup di musik, kedua kakak
beradik ini mulai mencari-cari siapa orang yang tepat untuk diajak
bekerjasama untuk mewujudkan mimpi mereka. Akhirnya, di tahun 2000 lalu,
band ini resmi terbentuk di Jakarta dengan nama awal ‘Jabrix’.
Progessive rockpun menjadi benang merah band mereka saat itu. Tantangan
besar menanti mereka. Namun tekad bulat dan mimpi yang besar
mengalahkan semua tantangan tersebut. Mereka punya prinsip hidup yang
patut diacungi jempol. Yaitu, jika mengerjakan sesuatu dengan maksimal,
semua pasti terwujud!! Prinsip hidup tersebutlah yang akhirnya mereka
terapkan dalam bermusik. Mereka yakin, semua pasti ada jalannya.
Keyakinan mereka terbukti. Ditahun 2002, mereka sempat ikut Yamaha Asian Beat.
Tanpa disangka-sangka, mereka berhasil memenangkan ajang tersebut dan
keluar sebagai juara satu Nasional. Sungguh sebuah prestasi yang luar
biasa bagi band yang baru terbentuk. Atas kemenangan tersebut, mereka
sempat dikirim ke Malayasia untuk mewakili Indonesia.
Bangga?
Tentu saja!! Namun mereka sadar, jalan masihlah panjang untuk dapat
mewujudkan mimpi mereka. Lepas dari ajang tersebut, mereka sempat vakum.
Perjalanan dua tahun antara tahun 2003 - 2005 harus mereka lewati
dengan manggung dari kafe to kafe. Hingga akhirnya, mereka dipertemukan
dengan sebuah management bernama Bagotz Production.
Bersama Bagotz Production, mereka mulai mengapai mimpi. Atas alasan
terlalu ‘sangar’ nama bandpun diganti dari Jabrix menjadi Aladin. Tak
hanya itu, Progessive rockpun harus rela berganti menjadi pop rock.
Kini mereka dapat sedikit bernafas lega. Jalan untuk mengapai mimpi mulai terbuka. Di bawah payung Pro-M dan distribusi melalui Nagaswara Record,
mereka meluncurkan album perdana mereka yang bertajuk ‘Cinta Tak
Berkisah’ dengan single andalan Cinta Tak berkisah. Seperti band-band
lainnya, tema cintapun masih menjadi daya tarik utama. Seperti single ‘Cinta Tak berkisah’
yang bercerita mengenai cinta segitiga. Lagu tersebut merupakan kisah
nyata yang dialami oleh Rudy sang gitaris. Namun, selain tema cinta,
rupanya ada kekuatan lain yang menjadi daya tarik band ini. Mereka
sepakat menyebutnya sebagai kekuatan yang tidak umum!! Tak percaya?
Simak saja lagu-lagu mereka. Ada yang sedikit up beat tapi
tetap tidak meninggalkan sisi romantis mereka. Sedikit pop rock tapi ada
sentuhan dangdut. ”Sentuhan dangdut itu berasal dari cara main Wisnu
yang agak sedikit goyang,” ujar Enwil.
Dalam
album ini mereka tak sendiri. Nama besar sepeti Badai Kerispatih
didaulat untuk memberi sentuhan lain dalam lagu berjudul kesedihanku.
Tak hanya itu, Arief Kerispatih pun bertindak menjadi gitar directornya.
Kini, Aladin telah siap untuk membuktikan keyakinan mereka.
(MUSICMAGAZINE)