Lewat single “Tipu Daya”, September Band sepertinya menorehkan sebuah
lompatan jauh dalam perjalanan karier band ini. Bagaimana tidak, jika
selama 5 tahun berdiri band ini lebih banyak menghasilkan hits pop
manis, maka di single “Tipu Daya”, September Band berubah menggeliat
liar.
Boleh jadi, dengan ditunjang formasi baru; Bobby (vokal), Iput
(bas), Angga (gitar), dan Bram (drum), band ini hendak menyajikan
sesuatu yang lebih baru, dan fresh. Alhasil, lewat “Tipu Daya” yang
diciptakan Bobby, September Band menyuguhkan musik pop alternatif dengan
sedikit sentuhan rock 'n roll. Menyimak single ini, betul-betul membuat
semangat dan kaki hendak menghentak.
“Single ini memang berbeda dengan nomor-nomor September sebelumnya. Ini
sudah lama kita pikirkan, tapi baru saat ini terealisasi. Yang pasti,
kehadiran single ini membawa semangat baru dalam perjalanan September,”
ungkap Bobby, front man band itu.
Single ini sendiri merupakan hits kedua band itu yang dicomot dari album
kedua mereka, “Sudahlah Sudah”. Menurut Bobby, sejak awal, mereka
memang telah mempersiapkan single ini secara berbeda. Setiap personil
band itu, diwajibkan untuk mengeksplorasi kemampuan musikalitas mereka.
Hasilnya, serangkaian nada-nada unik kemudian tercipta untuk mengisi
alur lirik yang ditulis Bobby.
“Jujur, melodi yang ada di lagu ini tercipta secara tidak senagaja,
namun kita puas. Ini saatnya kita menghasilkan sesuatu yang betul-betul
ngebeat,” terang Bobby mengungkap latar belakang penciptaan single “Tipu
Daya”.
Segala sesuatunya terasa begitu lepas di single ini. Namun, yang paling
menarik disimak adalah gaya permaianan gitar Angga, dan ugal-ugalan ala
Bobby saat bernyanyi. Pada bagian akhir lagu ini mislanya, Bobby tanpa
sungkan tertawa terbahak-bahak usai mengisahkan karakter “buaya darat”
yang ia lakoni.
Ya, lewat single ini, Bobby seakan tengah memerankan sebuah karakter
nakal, yakni sebagai “buaya darat”. Ia bahkan tak mempersoalkan jika
stempel “lelaki buaya darat” itu melekat pada dirinya. Segala perhatian,
pemberian dan kasih sayang yang diberikan kepada sang kekasih, tak
lebih dari tipu daya untuk menjerat cinta si gadis. Tapi, siapa pun tak
dapat memungkiri, meski sudah dicap sebagai “buaya darat”, mengapa sang
gadis masih tetap jatuh dalam pelukan maut lelaki?
Pertanyaan September Band itu, divisualkan secara menarik oleh sutradara
Virlan Wana Langgong dari Rumah Produksi Hypenotic Creative Visual
& Design. Lewat permainan warna black and white serta warna merah,
Virlan menyajikan sisi anak band yang bebas dan lepas. Tidak hanya
sampai di situ, di beberapa bagian video klip ini juga disisipi tampilan
grafis yang provokatif. Pendek kata, kesan out of the box, berhasil
disajikan Virlan secara apik.